bunga aster
Salah satu bunga yang sering digunakan untuk berbagai acara adalah bunga aster. Bunga satu ini punya keunggulan, karena bisa hadir hampir di setiap kegiatan atau acara.
Hal ini karena bunga satu ini punya warna bermacam warna, bergantung jenisnya. Ragam warna bunganya didukung oleh usaha mengintroduksi berbagai varietas dari Eropa dan Amerika.
Jenis yang banyak ditanam di negeri kita adalah aster Cina. Cina memang disebut-sebut sebagai negara nenek moyang tanaman ini.
Tapi, konon nama bunga ini berasal dari kata a star, yang artinya bintang, yang bisa jadi karena penampilan bunganya yang menyerupai bintang, mulai dari bulat sampai mirip cakram.
Helaian bunganya yang tersusun membentuk lingkaran. Sementara tangkai bunganya ada yang pendek, ada yang panjang. Ukuran bunga bervariasi berkisar diameter 4-7 cm.
Sepintas, aster mirip dengan krisan. Tampilan visualnya hampir sama. Namun, jika ditelusuri lebih cermat, kita akan mengetahui letak bedanya.
Daunnya berwarna hijau, berbentuk lanset, tidak lebar, dan tepi daun agak bergigi. Tinggi tanaman juga bervariasi, tergantung varietasnya, yakni sekitar 20 cm (Tipe Liliput) hingga 75 cm (Jenis Amerika). Tanaman ini tumbuh merumpun dan bercabang.
Daerah yang ideal untuk bertanam aster adalah daerah pegunungan. Namun tidak tertutup kemungkinan, di daratan rendah pun bisa tumbuh. Tanaman ini menyukai tempat yang terbuka, sehingga tidak hanya dimanfaatkan untuk bunga potong, namun juga sebagai penghias halaman rumah.
Jika Anda tertarik untuk menanam Aster, Anda bisa membeli membeli biji-bijinya dalam kemasan di toko atau kios pertanian terdekat. Sebelum biji-biji tersebut ditabur, sediakan bak persemaian yang telah diisi media tanam.
Media tanamnya berupa campuran tanah halus, pasir dan kompos (1 : 1 : 1). Siram air hingga lembap. Buatkan larikan dalam bak persemaian, lalu sebar biji-biji tersebut.
Tutup dengan tanah. Tak lama, biji-biji pun akan berkecambah, dan akhirnya kita akan mendapatkan bibit tanaman cantik ini. Jika bibit memiliki daun 4 - 5 helai dan tingginya 10 - 15 cm, itu artinya siap ditanam di halaman.
Tanah halaman pun perlu diolah. Cangkul dan biarkan selama sekitar 2 minggu, lalu cangkul lagi. Buatkan bedengan dengan ukuran lebar 100 - 200 cm, lalu taburkan pupuk kandang di atas bedengan sebanyak 2 kg per meter persegi.
Kemudian bibit aster ditanam secara tegak pada lubang tanam. Padatkan tanah di sekitar lubang dan pasang penyangga bambu. Waktu tanam biasanya sore hari pada musim penghujan.
Selanjutnya adalah perawatan. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Gunakan pupuk NPK (15 : 15 : 15) sebanyak 1 sendok makan (10 gr) per rumpun. Cara pemupukan, masukkan dalam larikan, dengan jarak 10 - 15 cm dari batang tanaman, lalu timbun lagi.
Jangan lupa melakukan pemangkasan pucuk aster, untuk merangsang pertumbuhan kuncup. Dari kuncup tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi cabang-cabang samping.
Cara pemangkasan pucuk, pangkaslah kuncup terminal pada tanaman yang tingginya sudah mencapai lebih dari 15 cm atau berumur 3 bulan sejak tanam, dengan kondisi memiliki minimal 3 - 4 pasang daun.
Biarkan bekas pangkasan beberapa saat hingga tumbuh tunas baru. Kemudian teruskan dengan pemangkasan berikutnya, ketika tunas baru telah tumbuh sekitar 15 - 20 cm. Demikian seterusnya, dan pemangkasan dihentikan bila tanaman aster mulai membentuk bakal bunga.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda